Cerita
yang telah dipahat oleh sang tuan telah
menggunting ketenangan yakinku. Harusnya
aku menyanyikan lagu keindahan malam ini. Indah karena mataku telah kau
manjakan dengan sesuatu yang sebelumnya belum pernah ku nikmati di kota lahirku.
Keringat dengan kalemnya membanjiri seluruh jilbab,
matahari pun dengan angkuh menyengat wajah sawo matangku sehingga berubah menjadi coklat
kehitam-hitaman. Semuanya tak merangsang mulut ini untuk mengeluh, kenapa? karena aku
bahagia bergandeng tangan dengaan cerita yang kau suguhkan, menghayati makna yang kau siratkan dalam senyumu Tuan J
Aku
pun ingin mengabadikan semua tentang kita
saat pertama kali aku mencium tanganmu di kereta, saat ku memperkenalkan
nama dan seabrek aktivitasku setelah
sarjana hingga sekarang.
Satu hal yang
ku suka dari mu ternyata kau sangat cepat sekali mengingat namaku, bahkan dengan
lengkapnya kau memanggilku saat kau meminta tolong untuk mengiris brambang dan
meniriskan ikan lele di dapur, padahal kita belum 24 jam bertukar emosi kan
tuan? Aku serasa sudah seperti setahun didekatmu. Ah daya tarikmu sungguh
buatku untuk mengenalmu lebih jauh.
Aku
mengagumimu ,tuan J.
Ada karisma tersendiri yang ku culik dari kesan perkenalan pertama. Kau sangat
unik dan langka. Aku ingin menjadi sebagian dari mimpi dan targetmu. Aku pun
ingin meng copas segudang semangatmu yang di usia 64 masih mau belajar disuatu
universitas tahfidz dan hadis, bergabung dengan orang-orang seusiaku.
Semua cucumu meminta untuk di manja tapi kau
masih bisa menularkan energi rukhiyahmu pada orang sekitar, harusnya di usiamu
yang telah pensiun telah berdiam diri untuk meluruskan sakit yang bengkok ,
tapi ? ternyata dibalik bengkok itu kau memendam lima ribu irisan pedang, tuan?
Allah... kenapa ceritaku malam ini kau tutup dengan air mata bersama orang yang
harusnya aku bela?
Tuan...?
Malam ini aku nelangsa dengan tawamu. Tawa yang kau bungkus dengan anggun
hingga yang tersisa adalah sebuah penyesalan yang terlambat?
Tuan...?
Ku
pikir kau telah merebahkan tubuhmu dengan aktivitas kita hari ini, tapi
sempat-sempatnya kau mengingatkanku bahwa besok pagi aku harus udah siap-siap
,mandi lebih awal untuk menemanimu ke salah satu rumah sakit di Surabaya. Ku
iyakan tawaranmu, karena ku tau ada sejuta
hikmah yang akan kau suntikan pada diriku esok hari, diri yang kadang lupa bagaimana cara bersyukur.
Terimakasih tuan ...
Terimakasih
telah mengajarkanku kehidupan yang sesungguhnya. Hehe aku masih menari-menari
dengan godaanmu tadi tentang pasangan pernikahan. Tapi ternyata kau memadukan
dengan pil pahit yang sulit kutelan. Aku tak ingin memberi label bahwa ini cerita indah,
tapi cerita klasik yang yang menciptakan sebuah nelangsa.
Saat menulis ini Mataku setengah sayu 15 wat,
dengan segelas pening di kepala. Di angka
23 :27.
Saat
semua terlelap dan mendengkur
Surabaya, Minggu 28 Juni 2015
3 senja:
Syukran telah berbagi cerita.... Alhamdulillah malowali...!!
Boleh nitip salam untuk Tuan J?
Hehe in syaa Allah yaa bunda klu ketemu lagi
Cz beliau tglnya di surabaya dn muty skrng msih di solo...
Makasih bundaaa udah mampir
Posting Komentar