Senin, 14 Juli 2014 |

Tentang saya ^_^

http://1.bp.blogspot.com/-aFVgtqBSCzA/VZjuMIcA40I/AAAAAAAAAk0/-Jp4af-_9mc/s1600/DSCN7934.JPG
Bismillah..
Sebenarnya saya sedikit canggung menarasikan sebongkah keakuan (siapa aku ) dalam paragraf ini, tapi ada dua pertimbangan  yang menggoda saya untuk sedikit berceloteh tentang diri .
Alasan yang pertama karena ini sudah menjadi sunnah bagi Penulis blogger untuk memperkenalkan diri di beranda, mungkin ini adalah salah satu cara untuk mengikat hubungan emosional antara penulis dan pembaca agar lebih dikenal dan disayang. Bukankah Tak kenal maka tak sayang? Maka dengan cara memperkenalkan diri, saya berharap bisa menjadi wasilah untuk mengakrabkan diri dengan pembaca.

Alasan kedua, saya ingin mewajibkan diri untuk mengenal lebih jauh siapa diri saya lewat gugusan aksara. Bukankah siapa yang tak mengenal dirinya maka dia tak mengenal Tuhannya?  Pun ingin menggarap PR yang sampai sekarang belum terjawab, ya.. PR dari langit yang akan nantinya akan diprensetasikan kepada seluruh mahluk langit... Siapa aku? Dari mana aku berasal? Kemana Tujuanku? Dan Apa kendaraanku pulang?  Begitulah sketsa saya untuk menguatkan makna terdalam terhadap kehinaan tanah kepada langit yang menjunjung tinggi diatas segala selendang bumi.


Baiklah , Nama Saya Muthmainnah Nasaru. Papa meminjam Nama ini dari surah Al-fajr  potongan ayat 27 untuk diabadikan pada diri saya sebagai harapan saya menjadi pribadi yang tenang dan jiwa yang rida seperti perumpamaan yang Allah lukiskan pada 4 ayat terakhir tentang Penghargaan Allah terhadap manusia yang sempurna imannya.

 “ Wahai Jiwa yang tenang |Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.| Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba – KU dan masuklah ke dalam surgaKU|
Saya sangat bersyukur nama ini menjadi gaung saya dalam meniti hari. Nama inilah yang setia menjadi Alarm untuk mengingatkan diri untuk selalu menyelaraskan antara sikap/akhlak saya dengan sebuah nama yang di hadiahkan oleh orangtua.

Kadang ketika diri mulai alpa dalam mengintropeksi diri, maka nama ini berdering bak Alarm. Dengan kalemya Ia melemparkan pertanyaan retoris yang jawabanya sudah ada pada diri saya.  
“ wahai jiwa yang tenang, kenapa jiwamu masih belum rida ketika sebuah musibah dan ujian  menggandeng? Bukankah Allah lebih tau yang terbaik untukmu? Kenapa kamu masih saja putus asa dengan skenario Allah? Mana jiwa ridomu untuk menggapai RidhoNya?”

Pernah suatu ketika Nama saya menjelma sebuah  alarm yang  sadis dengan suara membahana, Ia  berteriak membangunkan saya “ Wahai jiwa yang tenang Kamu ini memiliki nama yang anggun! tapi kenapa tidak bisa tenang ketika sebuah masalah sepele menggoda?! Kenapa kamu tak setenang namamu? Tenangkan pikiranmu dengan pikiran yang sehat, Tenangkan aliran darahmu dengan hu Allah, tenangkan lisanmu dengan bahasa yang tak menyakiti, tenangkan wajahmu dengan senyum ketulusan, tenangkan hatimu dengan dzikrullah, tenangkan cara jalanmu dengan tidak melenggok-lenggok, tenangkan suaramu agar tak senada dengan irama keledai wahai jiwa yang tenang!”

Alarm itu selalu menyulap seabrek kealpaanku menjadi sebongkah kebaikan. Tanpa nama ini mungkin aku lebih banyak lupa pada sebuah amanah. Yah, bagi saya nama ini adalah amanah orangtua agar bisa membuahkan sebuah kepercyaan kepada siapa saja, terlebih kepadaNya.
Terimakasih mama..| terimakasih mama... | Terimakasih mama...
Terimakasih Papa..
Terimakasih telah mengikat sikap alpaku dengan sebuah doa keabadian ^_^. Sekali lagi terimakasih atas hadiah sebuah nama “Muthmainnah”.

Oia Dulu sebelum saya hijrah dan masih ababil  saya memiliki bintang cancer, namun setelah saya tau mempercayai bintang adalah sebuah penghapusan kebaikan atau lebih dikenal dengan syirik, maka saya putuskan menggunting zodiak itu dalam sampah dosa. Namun secara psikologi berdasarkan hasil psycotest saya tergolong orang melankolis dan terkadang  menjadi keluarganya Plegmatis :-D. So I’m  melancholic and Plegmatis ^_^.

Saya seorang boockholic, senang baca. Dan selalu mengahabiskan jatah jajan dengan buku. Saya suka dengan kutipan Abbas Mahmud “Bacalah yang bermanfaat ! Tetapi kukatakan : Manfaatkan apa yang kau baca ! “. Pun penggiat pena lewat gugusan aksara, entah itu menulis di deary di blog, dikoran lokal atau majalah.

Impian terbesar menjadi Hafidzah yang takut padaNya. Bercita-cita menjadi seorang guru, Guru besar dalam kehidupan, Guru Bahasa dan sastra, Guru para Penulis, Guru para penghafal Al-Qur’an dan spesial guru buat keluarga. Tekad terbesarku mencetak anak bangsa melalui keluarga yang berkualitas dunia akherat. J

Biar lebih akrab panggil saja saya Muti’ah. Papa Mama selalu melangitkan nama ini ketika saya mendekap dipangkuan mereka. Semenjak saya membaca sejarah islam tentang keindahan akhlak dari wanita yang bernama Muti’ah, saya meminta orangtua untuk mendoakan saya lewat panggilan itu. Muti’ah itu artinya orang yang taat. Muti’ah menjadi nama manja saya bersama keluarga. Saya senang dipanggil dengan nama ini. Kata papa Insyaa Allah Taat pada Allah, Pada ortu dan pada Suami J.

Sebagian juga ada yang menyapa saya dengan panggilan Nina. Nina panggilan para tetanga rumah. Selanjutnya Anin,Uty dan Calmness, Mumut, Thya. Nama ini pemberian orang-orang terdekat yang memiliki memori tersendiri. Entah itu dari teman, sahabat atau guru-guru yang menjadi idola saya ketika sekolah. Tak perlu menjabarkannya lagi secara detil karena nama ini terkadang  menjelma sebuah rinai hujan yang rintiknya membawa pada satu kerinduan  yang tak ingin lagi kurindukan...#ehik :-D


Cukup sekian paragraf singkat tentang diri yang terkesan lebay  :-D, terakhir saya memiliki prinsip hidup bahwa Iman yang tertumbuh subur dalam naungan Alqur’an, dipahami akal dan dilmuinya dengan matang mampu merantai gunung, melauti lembah, dan mendarati samudera. Karena sejatinya darah yang mengalir di nadi kita akan menjadi saksi berdenyut untuk apa setiap detiknya.