Sabtu, 11 Juni 2016 |

Berkah Ramadhan bersama CIS

Hari itu 9 Juni 2016. Tepatnya Ramadhan ke 4 di bulan berkah. Mama merayu ingin menjadi makmumku di sholat teraweh.Hingga salam terakhir di sholat witir, sayup sayup terdengar ada bisikan di depan rumah. Segera ku intip mencari sumber suara yang sempat mencuri konsentrasi.

Daun pintu pun segera  menyambut, spontan dekapan tangan saling terkait bahkan terikat manis pada kekuatan doa. Tahukah kau ?...Mereka adalah saudara terbaikku.
CIS di Ramadhan 2016

Jika kayu kepada api yang menjadikannya abu maka CIS kepada ku adalah bara yang menjadikannya api. Api semangat untuk selalu memperbaharui diri dalam segi apapun.


Dengan cara yang sederhana rumahku dilingkari oleh mereka yang datang dari sudut yang unik dan kaya akan sejuta mimpi.
Niat dan hidayahlah yang menjadikan kita satu dalam lingkaran yang sama. Iya, lingkaran yang selalu meluruskanku ketika mulai bengkok. Cis adalah salah satu  magnet antara aku dan kebaikan. Begitulah aku mendefenisikannya.
CIS di Ramadhan 2015

 ***
Malam itu kita berceloteh rindu tentang dakwah rosulullah dan sahabatnya..
Berkisah manis tentang perjuangan para ulama..
Berkicau anggun tentang persiapan pra nikah sebagai Calon istri sholehah..
Bermuhasabah diri tentang ujub dan sombong pada sebuah kontribusi dakwah
Semua menjadi gurih ketika dibahas dalam balutan kasih sayang

Terimaasih telah menjengukku dalam lingkaran kebaikan, lingkaran yang menyembuhkan ketika sakit itu datang menggerogoti semangat juang.

Terimakasih CIS, terimakasih atas Buah rukhiyah dan bubur cinta darimu Kak Linda.
Hadirnya kalian menghapus semua dahaga dan rasa sakit. Semoga rasa sakit ini menjadi penggugur dosa dalam diri.


Cis me dan Cis Entin di usia belasan tahun 
CIS Nur Entin Lasabuda. Aku belajar kedewasaan dari setiap buah fikirmu. Sosok keibuan yang dirindukan para generasi robani, ada keteduhan dalam setiap kalimat yang ia sampaikan. Saat ia menyampaikan taujih tentang keistiqomahan dalam berdakwah, terasa bulu romaku berteriak histeris membangunkan dari tidur yang panjang, bahwa selama ini masih banyak kebaikan yang belum aku kenali. Banyak canda manis yang ia utarakan ketika membahas masalah pra nikah.. hhe. Sekarang Dia sementara proses ujian Thesis Program Pasca sarjana Matematika Univesitas Negeri Gorontalo. Semoga dimudah kan ya Cis Entin 


CIS LINDA .Sosok Wanita yang sangat taat pada semua aturan kecuali itu aturan kebatilan. Hatta itu hanya persoalan sepele bagiku, namun bagi seorang linda ini adalah bentuk keseriusannya dalam menghormati kesepakatan dalam berjamaah. Sangat cocok sekali digolongkan dalam lingkaran yang selalu menjunjung kalimat Sami’na wa’atho’na.Kami dengar kami taat.
 Aku sangat mencintai dia ketika moment di Grand mall kemarin malam menjadi sebuah cerita pelangi diantara kita, aku benar-benar melihat ini adalah wanita langka yang memiliki personality yang membuatnya beda dari CIS yang lainnya. Apalagi setelah dia diam-diam bersedekah mengantarku bubur ayam tanpa sepengetahuan Cis yang lain (Hho maf ya.. amalnya telah terungkap dalam tulisan bebek ini.) Aku salut padamu my Cis Linda yang selalu saja memanggilku kakak >_< hiks
Oia, Linda sekarang sementara proses ujian Proposal program Pasca Sarjana Akuntasi di Universitas Brawijaya Malang. Semoga July-Agustus wisudah ya dear. Biar segeraa ke pelaminan... eeh.. hha

CIS YOLPIN DURAHIM. Aku selalu memangilnya Pino sebagai panggilan akrab. Pino adalah sosok wanita serius dan optimis. Pandangannya kedepan penuh dengan sejuta mimpi yang briliant. Sosok idealis yang sangat realistis. Cita-citanya adalah menjadi Menteri Pendidikan. Dan idolanya sendiri adalah pak Anis Baswedan. Orangnya cerdas, apalagi soal eksak, wah dia magisternya. Selalu menjadi tumpuan para penanya jika ada soal matematika yang membingungkan, maka Pinolah menjadi solusi bagi teman-teman matematikanya.
Di Lingkar Pena dia adalah kawan belajarku. Aku mencintai semua tulisannya yang selalu kaya akan diksi yang anggun, menatap wajahnya serasa berdiskusi dengan bunda Asma Nadia. Sekarang Dia menjadi Guru Matematika di SMA N 1 Suwawa, yang esok akan terbang ke kota gudek untuk melanjutkan study pasca sarjana di Univesitas Negeri Jogyakarta.


CIS Indah Althafunisa. Sosok cancer  yang sangat peka dalam segala bidang. Entah itu dari lifestyle dan IT. Aku belajar Disiplin dan tegas dari pembawaannya. Sapaan akrab kita berdua adalah 14 July.

Cis 14 July (Me dan Indah) diusia 20an tahun
Kalau boleh dibilang ¼ dari diriku ada di dia. Hho.. Iyaa.. mungkin karena kimiripan tanggal,bulan, dan tahun lahir.  Sehingga sebagian kebiasaanku ada didirinya.
Salah satunya kita berdua selalu mengabadikan apa saja dalam catatan harian, kemana-mana pastinya selalu membawa notes untuk menuliskan sesuatu yang sepele hingga yang terpenting.

Namun sayang dalam hal warna kita sangat berbeda. Aku mencintai hijau, tapi Ia mencintai Ungu. Indah memiliki jiwa pengusaha yang tak bisa aku jiplak, lautan pun akan ia sembrangi demi  pencpaiannya dalam berbisnis.
Hari ini dia sebagai Pengurus LAB Matematika Universitas Negeri Gorontalo, yang sementara mempersiapkan segala  hal untuk keberangkatan studynya ke Luar Negeri. Semoga dimudahka urusannya ya My Cis July.

CIS LELA. Sosok wanita anggun dan lembut diantara kami berCIS. Dialah yang paling kalem dalam berkomunikasi, sehingga kadang orang-orang pun menyesuaikan dengan ritme suaranya yang sangaaaaat lembut. Bahkan orang-orang tak tega jika nada suaranya agak besar ketika dihadapannya. Hha... Pokoknya kaleeeeem biangaaaaaat. Aku belajar kelembutan dari setiap tutur katanya.
Ilmu kewirausahaanya dimatangkan dilingkungan fakultas Ekonomi dan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo, dan Hari ini Ia pun mengamalkan ilmu ekonominya sebagai stap pegawai Butik Robani Gorontalo.

CIS AMEL Diantara cis yang lain, hanya aku yang memanggilnya kakak. Karena jujur dari awal kita tak sempat bermain bersama dimasa-masa organisasi. Kebetulan Ia wisudah duluan dariku,tapi dari segi umur kayaknya kita sepermainan. Hho.. Wanita pendiam dan pemalu, bicaranya seperlunya saja,cuek manis bin anggun, tetapi awas saat ia ngomong pasti selalu terisi ruh yang melembutkan hati. Sekarang Kak Amel sementara mengamalkan ilmu ekonomi dan bisnisnya di butik Robani Gorontalo.

Cis me dan cis Viny
CIS VINY GOMA Hahay... dari sekian CIS, cis vinilah yang paling jauh keberadaanya. Jaraklah yang memisahkan kita sehingga setiap ngumpul bareng dia hanya bisa menangis via WA. Cis Viny wanita kreatif bin teliti dalam hal apapun. Orangnya imut diantara cis yang lain, hha.. ciyee. Manjanya ngangenin, paling benci sama obat, dan tentunya ketika dia sakit jangan berani memberinya obat, ia akan seperti cacing kepanasan selama melihat obat dihadapannya. Hari ini ia sebagai Guru matematika paling imut di SMK Kotamobagu, dengan bonus keimutannya maka tak heran banyak sekali binaanya di rohis yang sekarang sudah mulai menjajakan tarbiyahnya diberbagai Universitas. Cihaaa.. CIS viniii :-D
Sekian dari CIS


CIS Ramadhan 2016
CIS ramadhan 2015
Tunggu cerita Cis selanjutnya J
Senin, 01 Februari 2016 |

Berita Duka

Dingin..
Angin malam menepi di bibir jendela
Menembus belulang

Aku masih bersarang di ruang tak bernama
Menjemput tenang setenang namaku. 
Muthmainnah...

Ruang itu kecil dan mungil
Ada segumpal daging melembutkannya
Lebih halus dari kapas
Setipis kulit ari

Disana aku  membaca dengan kaki berselonjor
Menjenguk ayat-ayat cinta dengan lirih
Sesekali aku menguap berkelahi dengan kantuk

Hingga akhirnya aku dikalahkan.

Kulit wajahku berlipat diantara kerutan sarung bantal.
Penutup kepalaku menumpuk di wajah

Aku tertidur ..
Mendekap bacaan langit hingga pukul 00 : 00

***
Alarm batin berdering
Aku  terbangun diantara dengkuran
Menembus rahasia terciptanya waktu

Mataku bersaput air..
 Air kerinduan pada seseorang
Sepekan aku belum mengirim kabar padanya
Aku belum membalas surat elektroniknya
Aku belum menjawab salam rindunya

Aku segera menarik ponsel
Rasa bersalah semakin menggigitku 
ketika suara operator memberitahukan bahwa aku tak punya rekening waktu untuk menghubungi. Pulsaku habis.

Apa yang harus aku lakukan ? 
Rinduku telah mendidih berlipat-lipat...

***
Tiba-tiba ada bisikan yang mengusik keresahanku. 
Mereka mendekatiku membawa berita duka
.
.
.

Ibunya Affah barusan meninggal.

Affah?

Siapa Affah?

Afffah adalah Kawan ku. 
Santri Penghafal Alqur’an. 
Kamar Tahasus Nomor 4.


Aku tersandung dalam diam yang lama
Membendung rindu yang belum tersampaikan

***
Ibu...
Tunggu aku..
Besok aku akan memelukmu lewat suara
Aku tak ingin merusak imajinasiku malam ini.

Semoga kau lebih sehat dari yang ku bayangkan

Jangan pergi dulu ibu..,
Alqur’anku belum selesai.
Aku masih butuh investasi doa darimu, doa menjadi keluarga langit..

**
 Innalillahi wainnailahi roji’un.

Terlilit rindu bersama sepotong malam 
diantara tangisan duka Affah kepada Ibunya.

Affah... Aku turut berduka cita..



Malaikatku, I do MissU Mama

Solo, I per 2 Januari 2016
                                                             Muthmainnah

Kamis, 28 Januari 2016 |

Masih setia

Masih disini dengan rasa yang sama.
Entah apa judul dari rasa ini, aku tetaplah menikmati rangkaian cerita yang akan disuguhkan oleh langit.

Banyak kejutan yang membuatku diam lebih lama ..
untuk mencerna bahasa tersirat dari setiap nama..

Ada yang manis dan kalem..
Ada yang kaku dan frontal..

Semuanya nyaris meributkan langkah

Namun hanya satu yang ku pinta, aku ingin setia menjadi alif yang taat hingga di garis finish.

Hingga yang halal mengetuk
Hingga diri ini pantas untuk diketuk

Setia bukan hanya janjimu pada kekasih, tapi bagiku setia adalah janjiku pada diriku sendiri.

Ya..,janji tak ingin merusak taman bersama nama yang masih kelabu,yang masih abu-abu..
karena aku yakin Dia akan mempertemukan orang-orang yang sedang dalam tujuan yang sama ^^



Solo, 27 Januari 2016
Saat senja kembali ke peraduannya
Jumat, 22 Januari 2016 |

Dua kedamaian


Entah di dunia mana...
Ada seseorang tersenyum kecut memandang awan yang pekat, apakah kau melihatnya?

***

Terkadang diri ini harus merunduk dengan asumsi silang yang diciptakan oleh orang sekitar kita, bahkan orang terdekat sekalipun:-).

Yaa..

Ini adalah caraku untuk menghindari konflik horisontal agar yang dijunjung tetaplah kedamaian hubungan dan kedamaian hati yang menjadi hak pemilik kotak cantik yang bernama hati.

Bagiku kedamaian dan kebahagian tidak hanya di
dapatkan ketika orang lain mau mengikuti apa yang aku inginkan, tapi  ketika aku berhasil mengalahkan keakuanku,  kemarahanku pada seseorang yang sangat kaku ketika membaca cerita atas nama kepentingan dan kemerdekaanya. 


Wahai sebuah nama yang di amanahi sebuah ketenangan, nafsul muthmainnah..

Lembutkan lah hatimu dengan sentuhan, kebeningan jiwa  tanpa merusak nama orang dalam menghadapi kerikil yang menyesakkan senyum.

Karena pada dasarnya setiap orang tentu memiliki frekuensi berbeda ketika memaknai sesuatu..,entah itu

memaknai kata dalam puisi
memaknai simbol dalam bahasa
memaknai syair dalam kalimat
memaknai majas dalam cerita 

***
Dear senja...
Ketika ada sepotong cerita yang menyuntik virus mematikan, iya mematikan ketenangan contohnya.
Tetaplah anggun dengan gaungmu :-), seperti pesan ayahanda jadilah aku seperti kesturi yang tengah dibakar oleh api, semakin terbakar maka aktivitasnya justru semakin menebarkan dan memunculkan kebaikan, keistimewaan, serta aroma wangi yang dikandungnya :-)


I still here,menuliskan catatan untuk muhasabah dikemudian hari, karena ditampar oleh tulisan sendiri itu lebih mengena untuk diamalkan.

23 januari 2016
Muthmainnah 



Sabtu, 09 Januari 2016 |

Ada cerita dibalik "Tas"



Bismillah..
Dulu saya sering menterjemahkan sesuatu yang terjadi dalam kehidupan saya hanyalah sebuah kebetulan. Padahal sejatinya di fregmen yang lain itu adalah PR langit yang harus digarap.

Akal yang dikarunia olehNya harusnya merangsang kepekaan saya untuk menangkap rahasia yang sengaja Allah tampakan lewat  sebuah bacaan.

Sekarang saya tak percaya lagi dengan sebuah kebetulan, karena dibalik itu pasti ada kekuatan yang tak sanggup dilampui oleh akal untuk dijabarkan. 

Seperti yang terjadi pada saya beberapa tahun yang lalu. 

***
Sebelumnya saya berlindung semoga goresan ini tidak menjebak saya kepada sifat pamer atau Ria irawan. 

Perputaran hari yang telah memberi pelajaran kepada saya, maka saya abadikan catatan ini untuk menjadi pengingat diri dan bekal bagi anak cucu saya nanti bahwa ternyata kehidupan saya saat ini, tidak berdiri sendiri.

***

Saat itu kami mengadakan rapat pekanan sekolah menulis. 
Dengan perasaan malu wajah ini terbenam layu karena datang terlambat.

Forum tertuju kepada saya yang sempat menggangu jalannya acara.
Bahkan ada yang teralihkan mata hatinya  pada Tas  Sophie Martin yang saya pakai 

“Tas mu cantik sekali, aku suka motif dan warnanya, sangat elegan”. Bisik seseorang disamping saya.

“Hehe.. terimakasih”. Saya menjawab seperlunya dengan sepaket senyum.

Hingga rapat selesai wanita itu masih saja memuji tas  saya.
Tas istimewa yang dihadiahkan mama saat usia saya  ke 22. 

Saking demennya  Ia membujuk setengah bermohon agar saya mau menjualkan kepadanya. Hati ini membatin tak ingin dia memiliki.

Dengan kalem saya menolak tawaran itu.

***

Namun ternyata perasaan tenang menjelma sebuah kegelisahan. 
Bagian otak saya bak lampu yang padam.
Ada sudut hati yang mengajak berfikir dengan sentuhan iman yang saya yakini selama ini. 

Rasa bingung mendera hati ketika waktu sholat tiba.
Semua teman-teman udah pulang kerumahnya masing-masing. 
Hanya saya dan wanita itu yang masih merangkak memeluk bumi. 

Selesai sholat, seakan ada petunjuk kuat dari Allah SWT, sebuah ayat terlintas di kepala.
“ Kamu sekali-kali tidak akan sampai pada kebajikan (yang sempurna) sebelum menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui” (QS. Ali Imran : 92).

Hati ini tiba-tiba tergerak untuk mencari tas kresek hitam  dan menuangkan semua barang-barang saya kedalamnya.

Sempat hadir kerikil penyesalan menciutkan niat.
Batin saling mendebat untuk mencari alasan. 
Namun saya memaksakan kebakhilan saya agar tunduk atas Janji-Nya.

***

Akhirnya wanita itu bahagia  memeluk saya dengan ucapan terimakasih. 
Terasa ada energi besar yang menyebar ke seluruh arah. Perasaan bahagia lahir bersama datangnya rahmat Allah.

Saya pun pulang dengan tas kresek hitam tanpa mengambil uang yang ia sodorkan, dan tanpa diketahui oleh orang lain.

***
6 bulan kemudian

Moment yang sangat spesial bagi seluruh sarjana bahasa inggris Universitas Negeri Gorontalo. Semua doa dan ucapan menyambut hari itu.

Tiba-tiba seorang delivery mengirimkan paket berisi barang yang memiliki brand yang sangat highclass menurut saya.

Tapi sedihnya si pengirim tak menyebutkan identitasnya, alias anonim. 
Hanya sebuah ucapan selamat teruntuk sebuah nama, iya nama saya sendiri.

Mungkin ada yang udah membaca kepingan terimakasih saya kepada si pengirim pada tulisan saya disini.Terimakasih Anonim

Berharap ada yang mengabari bahwa itu adalah kiriman dari orang yang saya kenal. Tapi sampai saat ini saya belum mengetahui pengirimnya.

Saya menguhubungi orang yang saya curigai, termasuk orang yang menerima pemberian tas dari saya. Namun ia dengan serius mengingkarinya, bahkan  mengatakan tak pernah terlintas membeli barang semahal itu. Dan Ia juga  tak pernah menceritakan soal tas itu kepada siapapun.

***
Setelah kejadian ini  dalam doa saya mencoba berfikir dengan sesuatu yang tersembunyi dari rahasia. 

Sesuatu yang merangsang saya akan berfikir dengannya.
Ini adalah sentuhan Allah, ada rahasia yang harus saya syukuri dengan Maha pemurah-Nya.


Kejadian ini mungkin dimata orang lain adalah sebuah kebetulan.

Padahal kita tahu tuhan tidak sedang bermain dadu, setiap kejadian memiliki tujuan, ya tujuan untuk mengajak kita berfikir bahwa ini adalah janji Allah. 

Dengan kekuatan cahaya, saya yakin ada zat yang menggerakan tangan si pengirim untuk memberikan tas yang terbaik untuk saya sebagai balasan atas janjiNya.

***

Semoga yang memberikan hadiah Tas dan sepaket buku bacaan muslimah selalu dimudahkan rezekinya,digolongkan dalam kelompok orang-orang yang takut kepada-Nya.

Saya yakin si pengirim adalah seseorang yang jiwanya telah terbiasa bersedekah extrim  tanpa tendesi apapun. 

Feeling saya sangat kuat si pengirim tak ada hubungan dengan wanita yang saya ceritakan. Karena saya yakin ia hanya hadir di cerita senja yang telah pergi, pun wanita itu tak akan mampu menembus  ruang dan waktunya.

Siapapun anda yakinlah saya selalu melangitkan namamu. Berharap ia membaca tulisan acak ini :-)  
Minggu, 03 Januari 2016 |

Wisata dan muhasabah di 2 januari 2016

Bismillah
Hari ini lagi pengen cerita tentang kita

Cerita tentang wisata rukhiyah bersama keluarga santri/mahasantri Tahfidz Qur’an. 
Wisata pertamaku di  di tahun 2016. Awalnya sempat bete nggak diizinin mama, dan akhirnya bisa berangkat ketika aku cerita ke oom dokter. Terimakasih oom dokter, terimakasih mama.

Perjalanan yang meninggalkan rasa nano-nano. 
Bersama sepotong malam pukul 01:00 kita memulai perjalanan dari Solo menuju Kudus,Muriah,demak,dan semarang.  

Ada perpaduan syahdu, romantis, dan doa safar yang di pandu oleh ketua rombongan.
Semua khusyu membisikan pada langit atas segala harapan dan  keistiqomahan untuk selalu taat padaNya ketika menghadapi cerita hari esok.
***

Ada cerita manis pagi itu.
Saat dinginnya subuh menyambut kedatangan kami.Tertulis dalam ingatan betapa bahagianya menaklukan puncak muria sejauh 1 km. Tangan-tangan kami saling menguatkan untuk tetap semangat  menaklukan perjalanan yang sangat jauh. Suntikan doa dan sholawat pun menggerakan kaki ini sampai ke makam sunan muria.

Ada petikan nasehat  yang ku baca lewat sejarah para wali yang ku tulis dalam catatan harian.

***

Ada cerita tangis  sore itu.
Saat senja tanpa sunset hingga air langit mengetuk bumi. Tertertulis dalam kenangan betapa seduhnya aku melihat mahkota kesehatan tak lagi membersamaiku. Semua  teman-teman dengan bahagianya mengabadikan gambar mengelilingi keanggunan mesjid, berbondong-bondong memasuki menara keagungan, meneropong lukisan alam dari ketinggiannya.
Mesjid Agung Semarang Jawa Tengah

Sedangkan Aku malah terduduk lesu,lemas tak berdaya ditemani Mahirol Ma’ani,teman sekamarku.
Penyakit magh ku kambuh. Ia tega menggunting keceriaanku pada sore itu. Lambungku menusuk dengan sadis meminta pertanggung jawaban atas kelalaianku tak memberi hak makan pada waktunya. Aku  harus menahan perihnya hingga memuntahkan semua isi perutku.

Ngk sadar kamera difotoin dek Eva saat kambuh. Terimakasih yang telah menamani :-)
Aku hanya bisa memotret mereka dari jauh dengan bisikan kecil berbingkai sholawat ku teriakan pada langit agar suatu saat aku bisa datang lagi ke mesjid ini untuk menikmati siluet dan panoramanya bersama orang-orang terdekatku entah itu seseorang yang masih anonim yang in syaa Allah kelak  menjadi imam untuk keluargaku :-).#ehik..hhe 

****
Dari perjalanan wisata aku pun mencari hikmah disetiap cerita yang tertulis dalam ingatanku, apa yang ku lihat,ku dengar, dan ku rasakan dengan bahasa diam. 
Frekuensi keilmuanku yang baru seumur jagung  hanya bisa menjabarkannya dalam sebuah nasehat diri. 

Ada muhasabah disetiap cerita. Karena esensi diri adalah mengevaluasi diri agar lebih baik dari hari kemarin.

Bisikan kecil mengatakan mungkin ini adalah jawaban atas pelanggaranku kepada mama yang tetap memaksa pergi hanya karena sebuah alasan klasik. Sekalipun pada akhirnya mama udah ridho dan mengizinkan saat wisata kemarin, tetap saja aku telah egois pada pilihanku. Maafkan aku ya Ma..:-(

Alhamdulillah perjalanan wisata ini membangunkan mood spritual yang tajam untukku agar lebih gesit  melanjutkan target-target besar  di tahun ini, merapikan niat awal yang kadang nyaris terkilir pada sesuatu yang semu.

Berharap diri ini selalu dikarunia kesehatan oleh Allah agar bisa bergerak seribu langkah untuk merealisasikan semua mimpi dan cita-cita.
Sehat itu mahal, sehat itu mahkota yang mesti dijaga agar ia tak akan memberhentikan sejuta aktivitas yang ingin kita lakukan.
Mau sebanyak apapun mimpi dan cita-cita  namun jika sudah bercerai dengan namanya Kesehatan, maka semuanya hanya akan menjadi coretan pilu yang melambaikan salam perpisahan.

Adapun Target besarku tahun 2016-2017 harus mengejar separuh hafalan Alqur’anku agar bisa melanjutkan belajar lagi di Pasca Sarjana Universitas Negeri Surakarta, In syaa Allah. Allahuma Aamiin. Allahuma sehat sehat sehat ya Allah..


Semoga  bisa istiqomah menulis kebaikan di blogg untuk para pembaca setia, spesial untuk adik-adikku juga untuk diriku sendiri sebagai alarm ketika lupa dan khilaf menyapa cause Sometimes I forget,so I write to remember.




Selfy with ustat kami Sebelum mendaki puncak muria
Muria-Kudus-Demak-Semarang

Senin, 07 Desember 2015 |

Terapy marah versi Mutiah

catatan harian Mutiah
Membiarkan emosi marah yang membelenggu terkadang memang harus dilakukan. Karena jika membotolkan perasaan marah justru dapat  menguras energi dan menggangu pikiran.

Memendam yang tidak baik justru akan merusak  diri sendiri,karena itu saya menggunakan terapi untuk mengosongkan kepingan emosi yang membelenggu.

Terapinya adalah menuliskannya dalam catatan harian setelah istigfar, wudhu dan mendirikan dua rakaat.
Dengan begitu ada perasaan lega karena ruang hati tak sesak dengan emosi mengganjal.

Tentu yang paling diprioritaskan adalah menemuiNya dulu untuk mengemis ampunan terhadap emosi yang menggangu konsentrasi ibadah disetiap aktivitas.

Dalam deary saya bisa mengintropeksi diri dan menyeimbangkan ritme emosi  yang berhamburan jika tidak dikendalikan dengan mata pena.
Namun tulisan itu hanya sebatas dokumentasi pribadi,tidak untuk dipublish di medsos.

Semuanya tulisan saya endapkan. Dan akan dibuka kembali ketika akan mengeksekusi karya fiksi berupa cerpen sebagai bahan untuk menempelkan karakter  pada tokoh dalam cerita pendek.

Dulu saya sempat meramu emosi saya  pada sebuah karya fiksi yang diterbitkan. Dari pada saya marah nggak jelas pada orangnya maka saya segera mengabadikan kejadian itu menjadi sebuah karya fiksi dengan bumbu imajinasi .
Dan inilah yang membuat saya mencintai fiksi, kita bisa mewarnai kebaikan kepada orang lain tanpa terkesan menggurui, karena toh mereka juga tau ini hanya hayalan belaka. Marah yang menghasilkan fee dalam tabungan rekening.



***

Anyway kenapa cerita tentang kita malah membahas emosi?
Something wrong with me?


Saya sekarang masih merapikan pecahan kaca yang berserakan di ruang hati.
Setetes darah sempat melukai ketulusan dan menodai kepercayaan .
Ternyata ada tangan tak  bertuan membanting kasar pada etalase kaca yang sementara terjaga.

Tak ingin memelihara rasa ini secara berlebihan, karena hanya akan merusak kejernihan berfikir. Bahkan merubah emas menjadi perak.

Cukup diam mendengar celotehnya dari jauh dan menuangkan air ketenangan bersama kebebasan paragraf, kemerdekaan gugusan aksara, untuk mengabadikan nama yang mestinya dilupakan.

Lupa adalah sebuah kewajaran, tapi melupakan adalah sebuah pilihan. 
Saya harus tenang dan bahagia, karena itu adalah hak saya untuk menikmati hidup.

Karena kebahagian bagaikan kupu-kupu. Ketika dikejar, kupu-kupu itu selalu menghindar dari tangkapan saya. Namun, Jika saya duduk tenang, dia akan menari-menari di atas saya.

Notes : Tulisan terakhir dipenghunjung libur Ponpes Qur'ani, sampai jumpa di tahun 2016.



Senin, 30 November 2015 |

Wisuda 30 Juz Penghafal Alqur'an


Rinai hujan menyapu langit. Menangis haru bersama keanggunan bibir-bibir para pendoa yang masih bermandikan dosa.

Hari ini adalah hari yang spesial bagi seluruh santri Pondok Pesantren tahfidz wa Ta'limil Qur’an Masjid Agung Keraton Surakarta.

Tanah basah menyirami kesabaran hati seluruh santri yang dulunya berkelahi dengan sejuta ujian dan cobaan demi menggapai gelar yang dirindukan langit.

Akhirnya hari ini mereka melepas rasa syukurnya karena telah dikhatam 30 juz pada hari sabtu 29 desember 2015.

Dari 72 santri yang dikhatamkan,(bilghoib, binadzor). Saya ingin mengenalkan seseorang lewat gugusan aksara yang telah  terpotret lewat kamera kesehariannya. 
Namanya Cici Kustiyani.

Gadis kelahiran solo yang sebentar lagi akan mengakhiri masa belajarnya di Universitas Negeri Surakarta.

Cantik sekali bukan? Disaat hatinya mengejar akherat,ternyata dunia pun mengekor dibelakangnya. Dunia ada dalam genggamannya, dan akherat pun tertancap di hati.
Calon sarjana Peternakan penghafal Alqur’an.

Saya teringat monolog Ustat Yusuf Mansur saat berkunjung ke Pondok Pesantren Tahfidz  Qur'an Ibnu Abas, bulan kemarin.

A : Apa profesi anak anda sekarang?
B : Dokter
A: Hafal Qur'an nggak?
A : @_@ ....???

A: Apa profesi anak anda sekarang ?

B : Arsitektur
A : Hafal ALqur'an nggak?
A: @_@ ....???

A: Apa profesi anda sekarang ?

B: Kapolda Jawa Tengah
A: Hafal Qur'an nggak?
.....

Semua hadirin tertawa kalem, karena saat itu Bapak Kapolda sedang duduk di depan ust Yusuf Mansur :-D


Beliau menjadikan intermezo diatas untuk menyemangati para penghafal Alqur'an yang memiliki cita-cita dan impian untuk masa depannya, karena sekarang lagi ngetrennya para penghafal Al-qur'an dibelahan dunia manapun.


Semoga ini adalah langkah awal untuk membumikan alqur'an pada setiap profesi kita masing-masing dan menjadi bahan dasar untuk membangun peradaban berdasarkan visi besar kita. 


But, yang paling penting adalah meluruskan niat kepada langit demi sebuah investasi akherat.


***

Malam yang syahdu, seluruh masyarakat bergemuruh bak lebah yang sementara bertasbih memuji keaguangaNya. Ribuan mata menyaksikan Wisuda Akbar yang dihadiri oleh Ulama ternama Prof Mustofa Bisri yang sangat akrab disapa Gus Mus.

Cici adalah Wanita cerdas yang sangat lihai mengejar waktu produktifnya agar tetap sejalan antara kuliah dan Al-qur’annya
Semua target-target hariannya tertulis dalam papan kecil sebagai alarm agar bisa memprioritaskan waktu-waktu yang berkualitas.

Kharismanya yang membuat saya iri ingin seperti dia. Akhlak dan Alqur’annya sangat senada, tak ada yang pincang dan cacat menurut pengamatan saya.


Jika ditempat lain saya menemukan seorang penghafal Alqur’an yang memoles hafalannya dengan debu maksiat seperti pacaran, namun itu tidak saya temukan pada Cici.



Karena menurut saya persoalannya bukan sudah sampai Juz berapa kita hafal, tapi sudah sedekat apa tingkah laku kita dengan Al-qur’an?

Cici sangat menjaga kesucian Al-qur’an dengan tidak mengotori wadah yang ia jadikan tempat untuk menampung ayat-ayatNya.

Dia lebih memilih Fatimah wanna be yang mencintai dalam diam pada Ali bin Abi Tholib dan tetap istiqomah untuk menghargai rasa itu disaat yang halal menjemput. 
Baginya hal seperti itu lebih berkelas bagi seorang wanita yang ingin menjaga kehormatanya.

Aarg... Mba Cici.. Saya kagum padamu. 

Semoga suatu saat saya bisa menyusulmu, Mbak Cici. Menggapai mimpi yang sama,menerima selendang langit para penghafal Al-qur’an.

Barakallah ya Mbak...
Selamat atas prestasi dunia akheratnya, semoga bisa mencetak generasi Qur'ani yang memiliki kualitas akhlak yang senada dengan FirmanNya.

Ba'da Khataman with Abah kami






“Orang-orang yang tekun akan menggapai cita-citanya bahkan kalaupun cita-cita tersebut memindahkan gunung, mengeringkan danau. Ketekunan mengalahkan bakat, kepintaran, bahkan jenius”  Tere Liye

Cici and me
"Barangsiapa yang disibukkan oleh Al-Qur'an dalam rangka berdzikir kepadaKu, dan memohon kepadaKu niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. 

Dan keutamaan kalam Allah daripada seluruh kalam selainNya, seperti keutamaan Allah atas makhlukNya. (HR. At-Turmudzi)
Kamis, 19 November 2015 |

Untuk sebuah nama

Terkadang Dunia ini seperti meneggelamkan..
Bahkan tega membunuh janji suci di lautan yang penuh  duri

Duri yang melukai tangan kecil yang tak berdosa
Duri yang menggoreskan sesak yang tak diharapkan

Terkadang Dunia ini seperti menjebak..
Hari ini benyanyi buah raihanah,
besok ia menjelma buah hanzhalah bahkan nyaris mencipta buah simalakamah. 

Namun tahukah kau, bukan itu yang dirindukan senja, Ia hanya ingin menghadirkan buah Utrujah untuk siapa saja.

***
Wahai Tuan?...
Jika dunia sejahat itu pada bumi.

Aku pun ingin kita saling menikam. 
Kau menikam rasa, dan aku menikam asa,
lantas kita tidur beralaskan kedamaian.

Agar tak akan ada yang patah diantara ranting yang rapuh hingga bunga yang layu diantara semak belukar.

Mengertilah dan pahamilah..

Aku hanya batu kecil yang masih mencari bahan dasar untuk membangun suatu rumah keabadian.


Aku hanya musafir yang mengumpulkan mutiara kecil dari semangkuk salsabila untuk bekal ketika ada jiwa yang menyatu.

Aku tau bukan akal yang memandumu saat ini
tapi kau dijebak oleh segerombolan fitnah.

Bukankah kau dianugrahi kelebihan akal?
jangan kau rusak ketangguhanmu
hanya karena sepotong cerita dan rasa
***

Wahai diri ? ..
Jika rasa takut pada Allah sudah terpatri,
dan engkau telah teriakan itu dengan azam yang kuat 
bahwa kau hanya boleh membuka rasa ketika telah menyatu  dengan nur cahaya, 
maka jangan kau kotori wadah yang akan menampungnya.

Disuatu hari kau boleh mempersilahkan siapa saja yang masuk lewat pintu yang sudah disiapkan  oleh petala langit.  Tapi ingat jika saatnya tiba. 

Kuatkan bentengmu...
Bersabarlah..

Janganlah mempercepat sesuatu yang belum waktunya, 
karena itu hanya akan mengurangi keindahan.

***
Allahumm mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik
Ya Allah yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu.

Wahai dzat yang membolak-balikan hati..
Jauhkanlah kami dari fitnah..
Fitnah yang bersembunyi diantara ruang dan waktu
Fitnah yang menggalaukan hafalan Alqur’anku
Fitnah yang menyusup diantara cerita senja

Jadikan aku mencitai Alqur’anMu 
dan jadikanlah Alqur’an mencintaiku
Aku ingin dia menjadi syafa'atku  dan
tak ingin ia cemburu bahwa aku pernah memolesnya dengan debu




Notes : Untuk sebuah nama