Sabtu, 13 Juni 2015 |

Malu dengan sebongkah syukurku

Hari ini aku pengen cerita sesuatu. Sesuatu yang menampar syukurku selama ini yang mungkin belum punya nilai apa-apa dimata Allah.
Jumat sore kami santri PPTQ menuju Rumah ibu Nyai , Ada simaan Alqur’an yang dilaksanakan dirumah beliau. Sesampainya disana aku duduk paling pojok, tepatnya disamping orang yang ingin aku jadikan topik pembicaraan sore ini.

Saat memasuki bacaan Albaqaroh  juz 2 mataku tak lagi khusyuk menyimak Alqur’an yang dibacakan oleh beberapa santri. Pandanganku teralihkan oleh sesuatu yang sempat mencuri tanya. Aku hanya mengikuti bacaan  Alqur’an lewat mulut dan telinga. Sementara Mataku berpaling kepada orang yang disampingku.

Diantara adab membaca Alqur’an yang aku ketahui salah satunya adalah menutup aurat dan berpenampilan baik. Tapi yang dihadapanku sangat kontras, “Apakah wanita ini belum mengetahui bahwa dalam membaca Alqur’an punya adab-adabnya ya?” aku bertanya dalam diam sambil mengamatinya sesekali.  Wanita itu sangat khusyu mengikuti simaan Alqur’an. Aku pun masih  mengikuti bacaan dengan sebongkah hafalan yang masih menempel.

Aku masih belum bisa menerima keberadaan wanita berdarah arab ini dengan pakaian yang melanggar etika kesopanan ketika berhadapan dengan Alqur’an. Celananya pendek sebatas lutut, dan menggunakan kaus tank top berwarna hitam. Tak berpenutup kepala. Sempat terlihat olehku ketiak putihnya yang sangat  bersih. Aku menikmati kecantikan wajah dan mancungnya hidungnya. Takut ketauan mencuri pandang  maka aku langsung  menarik pandanganku dari dia.  Aku kembali mengumpul titik fokus pada simaan  Alqur’an yang tengah masuk surat Al-imran.

Selang 15 menit semua santri hilang fokus.Termasuk Aku .Semua mata tertuju pada wanita yang bagiku mirip istri pak fadel Muhammad (mantan Gubernur Gorontalo)  ibu hanah hasanah. Sesekali juga jadi  mirip Artis nabila syakib.  Aku sampe tersihir dengan kecantikannya. Tapi satu hal yang belum bisa kuterima yaitu dia memecahkan tawanya dengan terbahak-bahak ketika dihadapan Alqur’an. Sontak semua yang disampingnya dibuat kaget dan membanjiri tanya. “Wanita ini siapa?”

 Rasa penasaranku terjawab ketika melihat wajah wanita itu  terabadikan dalam gambar saat Wisudah Sarjana Kedokteran di Universitas Muhammadiyah. Foto itu terpampang  jelas menghiasi dinding ruangan.  

Ternyata  Dia adalah seorang sarjana kedokteran. Jadi Ceritanya setelah kegiatan Koasnya selesai ,wanita ini berniat untuk mengambil pesanan gaun pernikahannya yang telah dipesan. Pernikahannya tinggal sepekan lagi. Dengan mengendarai sepeda motor, wanita ini mengalami kecelakaan. Ia  dioperasi dengan beberapa jahitan di bagian saraf otaknya. Dan hasil operasinya menyembabkan ia seperti dihadapanku sekarang. Ia telah kehilangan nikmat Akal.

Mendengar kisah wanita ini aku terhenyak dan merasa malu pada Allah. Betapa mudahnya Allah akan mengambil kembali apa yang telah Dia pinjamkan kepada kita. Siapa sangka seorang dokter yang hampir sempurna kecantikannya ternyata secepat itu Allah mengambil kembali semua nikmatNya.  Wanita ini secara langsung membawaku pada suatu perenungan bahwa tak ada yang patut disombongkan baik itu kecantikan, pangkat atau kekayaan. Semuanya tak akan punya nilai apa-apa Jika barang pinjaman telah kembali kepada PemilikNya.

Pemandangan ini memaksaku untuk bermuhasabah dalam diam.  Betapa malunya aku karena seringkali  alpa dalam mensyukuri nikmat dari Tuhanku. “ Nikmat tuhan mana yang Kau Dustakan?”
Aku tak bisa membayangkan jika kisah dokter cantik ini terjadi padaku, ada rasa takut  merayap dalam benak jika nikmat akal ini diambil sementara aku belum mempergunakannya dengan aturan langit.

Sesungguhnya Nikmat Akal yang Alah istimewakan untuk kita semata-mata agar kita bisa membedakan mana yang haq dan bathil. Mana yang yang wajib dan mana yang haram, mana yang dilarang dan diperintahkan, tapi kadang kita berpura-pura tak menikmati keistimewaan akal dngan hakekat sebenarnya. Kita malah mempergunakannya untuk menajamkan murka Allah.

Ya Allah Aku masih membutuhkan nikmat Akal dan pikiran ini untuk menghafal ayat-ayat langit yang in syaa Allah kelak akan ku hidangkan padaMU dan seluruh para mahluk langit ,
termasuk kepada  kedua orangtuaku ya Robb...
 Aku berlindung dari golongan orang-orang yang kufur nikmat...  -__-



Ahad, 14 Juni 2015
Masih di Solo dengan segala rasa dan muhasabah
Muthmainnah Nasaru 

0 senja: