“Muti’, muti’.. bangun Muti’. Subuh.” Suara datar setengah
flat masuk melalui celah jendela kamar
yang masih tertutup tirai batik perkabungan. Ku lirik jam di hanphoneku sambil
menikam rasa kantuk. Sempoyongan aku menuju kamar mandi dan segera wudhu.
#Ba’da shubuh
Hari ini keluarga besar Ma’had Abubakar punya barnamij spesial. Aku mempersiapkan segala sesuatunya setelah merangkak memeluk bumi.
Yap hari ini kita rihlah go to Balekambang. Siapa santri yang tak menanti-nantikan agenda ini?
***
#Lapangan Balekambang
Semua santri melingkar ditikar memecahkan sekantong cerianya masing-masing
sebagai tanda bahwa hari ini adalah hari free bagi kami untuk istrahat sejenak
dari berbagai hafalan. Entah itu hafalan hadis, Alqur’an dan hiwar bahasa
arab. kelas kami pun mengambil posisi dibawah pohon ditemani rusa yang mali-malu tapi mau :-D
Jenis makanan terhidang dengan berbagai rasa yang menyatukan
kekompakan kelas kami. Amanda brownies
kukus original tidak hanya menggoda lirikan air liurku namun juga meributkan segerombolan lebah yang telah lama
bercerai dengan kenangan , hehe cerita kemarin sore tepatnya saat april
memasuki usia senjanya. Dalam cerita itu hanya ada satu tokoh yang berkelahi
dngan rasa. Siapa lagi kalau bukan tokoh utama yang selalu melabelkan namanya
dengan sebutan ‘aku’. Ah datar banget ya ceritanya,masa cerita cuman punya satu
tokoh, nggak seru. Iyalah namanya aja imajinasi. Aah lebay, makanan aja selalu jadi penyebab
terbukanya memori.memori bervirus pula.
Lupakan dalam diam dan hembuskan. Imajinasi selalu saja menguntit untuk sesuatu
diluar cerita. (nggak nyambung mode on ya?, cincau? Hihi karena sambungannya
cuman ditokoh aku, not you the readers.. hak hak hak so it’s depen on me ..krik
kriik)
Selanjutnya ada Edre eweyan sejenis kelapa yang dalamnya
diisi pisang rebus, aku mulai membangun cinta dengan segala jenis makanan khas
solo, termasuk edre yang dibawain oleh ummi Faridah. Enak, aku sampe nambah dua
kali.Ups..:-)
Rihlah kita hari ini diramaikan dengan berbagai jenis
permainan yang menggemaskan. Gemesnya
kenapa? karena usia santri yang udah 20an ke atas lantas meragakan tingkah yang
konyol seperti saat masih berseragam
putih merah membuat diri kami menertawakan diri. Seolah-olah Pintu waktu membawa ke masa lampau untuk melihat kembali pecahan ceria dimasa
kecil dulu, iya dulu saat aku masih bersama mariotomario, lompat tali, baju
popi dan wayang sjenisnya. Hho aku ikut jenis permainan korbek alias koran
robek tapi sayang kelompok kami nggak menang hiks, permainan lainnya ada Ular naga sama Pipa
bocor.
Kawasan balekambang seketika pada hari ini disulap oleh seluruh
santriwati Ma’had menjadi Kota Arab. Semua agenda kami mulai dari pembukaan ,senam, games, tukaran kadow hingga
penghujung acara merubah lidah dan
telinga kami bersatu dengan bahasa
langit, yakni bahasa arab. Jangan coba-coba ada yang berbahasa indonesia,
siap-siap denda menyambut.
Aku hanya seperlunya berbicara dengan keterbatasan
kosakataku, selanjutnya telingaku jadi pendengar setia yang mendadak jadi
penerjemah saat mencuri setiap percakapan para santri dan panitia
senior yang bermain bahasa di pengeras suara ketika memandu acara. Setidaknya
aku udah mulai merasa PEdE dalam diam karena bahasa arabku udah mulai ada
peningkatan sejengkal walaupun mungkin
ukurannya masih standar bagi lulusan timur tengah. Semoga saja bahasa yang baru saja aku cicip dalam waktu 6
bulan kedepan ini tak akan menguap saat aku memasuki ma’had Tahfidz dikemudian
hari tapi In syaa Allah menjadi segenggam wasilah untuk memahami apa yang nantinya akan aku hafal
di ma’had tahfidz selama 2tahun.
Udah itu aja, aku nggak terlalu banyak memotret eangle
inspirasi untuk kusandingkan bersama gugusan aksara, karena pikiranku terbagi
pada hafalan hadis yang belum ku hafal
bersama arti,dan harus aku setor besok bersama makna serta penjabarannya. Plus
biografi Amrin bin Abdillah. Ma huwa?
Check it out the next godaan in syaaAllah in my step writing ^_<
senyum capek dengan mata setengah sayu.
Check it out the next godaan in syaaAllah in my step writing ^_<
senyum capek dengan mata setengah sayu.
Masih di Solo, senja ke 3 di langit mei 2015
0 senja:
Posting Komentar